Peringatan Hari Bumi diisi dengan aksi demo puluhan mashasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Cimahi (FMC) di Kantor DPRD Kota Cimahi Jln. Dra. Djulaeha Karmita Kota Cimahi, Jumat, 22 April 2016. Kondisi kerusakan alam Kota Cimahi sudah sangat memprihatinkan, mahasiswa menuntut Pemkot Cimahi dan DPRD Kota Cimahi melakukan upaya optimal dalam melestarikan lingkungan dan mencegah kerusakan lebih berat karena merugikan masyarakat.
Aksi diawali dengan orasi di depan gerbang gedung legislatif. Mahasiswa juga menggelar tabur bunga pada miniatur kuburan yang mereka bawa. Mahasiswa menilai, kerusakan lingkungan yang dialami Kota Cimahi karena pembiaran pelanggaran tetap berlangsung. Hal itu terlihat dari banyaknya limbah yang dihasilkan perusahaan di daerah Cimahi Selatan dan pembangunan hunian di daerah Cimahi Utara tanpa tindakan tegas dari Pemerintah Kota Cimahi maupun DPRD Kota Cimahi.
"Kami ingin DPRD meningkatkan fungsinya sebagai pengawas eksekutif, termasuk dalam mengontrol pabrik yang merusak lingkungan. Juga Banyak pengalihfungsian lahan di Cimahi utara," ujar Koordinator aksi, Asep Rahmat. Mahasiswa mendesak agar ada upaya yang nyata untuk melindungi kawasan resapan air di Cimahi Utara, sekaligus menyegel perumahan yang tidak berizin.
Menanggapi aspirasi yang disampaikan masyarakat, anggota DPRD Kota Cimahi Barkah Setiawan mengatakan, sebenarnya sudah banyak tindakan yang dilakukan pihak legislatif bersama eksekutif. Pihaknya mengaku akan terus meningkatkan koordinasi dengan dinas terkait untuk menanggulangi permasalahan lingkungan.
"Kami sering sidak (inspeksi mendadak) ke sejumlah pabrik. Sulitnya, mereka kerap mengelabui sehingga butuh upaya lebih untuk memergoki perusahaan yang melanggar," ujarnya. Barkah mengakui kondisi lingkungan Cimahi sudah sangat rawan. "Disaat musim hujan kebanjiran dan musim kemarau kekeringan. Hal ini karena kita kurang hutan kota yang menjadi daerah penyangga dan penyerap air akibat tingginya alihfungsi lahan," katanya.***PR