Di zaman kolonial, warga Belanda suka plesiran ke Cimahi, Bandung. Tepatnya di Berglust, yang sekarang hanya tersisa reruntuhan dan kenangan. Tak ada yang menyangka di balik benteng yang tersimpan sejarah pariwisata di era kolonial Belanda. Berglust, hotel dan kolam renang amat mahsyur pada masanya di tengah kota militer, Cimahi yang berlokasi di Jalan Sukimun, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah ini dikenal sebagai tempat pelesiran warga Belanda. Hotel dan kolam renang itu dibangun sekitar pada awal tahun 1900-an. Namun, pada akhir era kejayaannya warga pribumi pun dapat merasakan fasilitas kolam renang yang menjadi bagian dari hotel.
Menariknya, Berglust juga memiliki kebun binatang mini dan taman yang ditata indah hasil buah tangan Van der Lugh pada 1967, pria asal Belanda yang juga menangani Bandung Zoo atau Derenten. Alhasil, warga pun dapat melihat berbagai satwa seperti buaya, burung kasuari, rusa bintik, berbagai macam ular. Kalau dulu orang pribumi hanya sebagai pegawai. Dulu tak hanya Belanda tapi juga orang Tionghoa di Kota Cimahi juga sering berenang di sini. Namun, seiring dengan konflik yang menjalari kepengurusan Berglust, kolam pun ditutup pada 2003 silam. Menyusul 'matinya hotel yang kini bangunannya dijadikan asrama, sekolah dan rumah pemukiman warga.
Kolam Berglust kini hanya tinggal kenangan. Semak belukar pun tumbuh tak terurus di hampir semua sudut kolam Berglust. Dua kolam renang yang dulu menjadi primadona, kini ditumbuhi lumut. Terlihat bekas bangunan yang dulu menjadi tempat tiket, pemandian, dan tempat beristirahat Van der Lugh. Atap-atapnya jebol dan lembap. Terlihat beberapa patung binatang yang telah rusak, bahkan tampaknya ada patung yang dicuri. Beberapa kandang hewan pun masih terlihat berdiri, walau kini diselimuti semak belukar. Dulu pengunjungnya tak hanya datang dari Kota Cimahi, tapi juga dari berbagai wilayah lainnya, mengingat dekatnya stasiun kereta dengan Berglust.